Kebudayaan Lama Dan Asli Masyarakat Kota Manado
Kebudayaan lama dan asli yang dibanggakan oleh masyarakat Kota Manado, yaitu :
Mapalus
Mapalus adalah bentuk gotong royong tradisional warisan nenek
moyang orang Minahasa di Kota Manado yang merupakan suatu sistem
prosedur, metode atau tehnik kerja sama untuk kepentingan bersama oleh
masing-masing anggota secara bergiliran. Mapalus muncul atas dasar
kesadaran akan adanya kebersamaan, keterbatasan akan kemampuannya baik
cara berpikir, berkarya, dan lain sebagainya.
Rumah Panggung
Rumah panggung atau wale
merupakan tempat kediaman para anggota rumah tangga orang Minahasa di
Kota Manado, dimana didalamnya digunakan sebagai tempat melakukan
berbagai aktivitas. Rumah panggung jaman dahulu dimaksudkan untuk
menghindari serangan musuh secara mendadak atau serangan binatang buas.
Sekalipun keadaan sekarang tidak sama lagi dengan keadaan dahulu, tapi
masih banyak penduduk yang membangun rumah panggung berdasarkan
konstruksi rumah modern.
Pengucapan Syukur
Pada masa lalu pengucapan syukur diadakan untuk menyampaikan
doa atau mantra yang memuji kebesaran dan kekuasaan para dewa atas
berkat yang diberikan sambil menari dan menyanyikan lagu pujian dengan
syair yang mengagungkan. Saat ini pengucapan syukur di Kota Manado
dilaksanakan dalam bentuk ibadah di gereja. Pada hari H tersebut setiap
rumah tangga menyiapkan makanan dan kue untuk dimakan oleh anggota rumah
tangga, juga dipersiapkan bagi para tamu yang datang berkunjung.
Tari Kabasaran
Tari kabasaran sering juga disebut tari cakalele, adalah
salah satu seni tari tradisional orang Minahasa yang banyak dimainkan
oleh masyarakat Kota Manado, yang biasanya ditampilkan pada acara-acara
tertentu seperti menyambut tamu dan pagelaran seni budaya. Tari ini
menirukan perilaku dari para leluhur dan merupakan seni tari perang
melawan musuh.
Tari Maengket
Tari maengket adalah salah satu seni tarian rakyat orang
Minahasa di Kota Manado yang merupakan tari tontonan rakyat. Tarian ini
disertai dengan nyanyian dan diiringi gendang atau tambur yang biasanya
dilakukan sesudah panen padi sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.
Saat ini tari maengkat telah berkembang dalam masyarakat membentuk
tumpukan-tumpukan dengan kreasi baru.
Musik Kolintang
Musik kolintang pada awalnya dibuat dari bahan yang disebut
wunut dari jenis kayu yang disebut belar. Pada perkembangan selanjutnya,
kolintang mulai menggunakan bahan kayu telor dan cempaka. Orkes
kolintang sebagai produk seni musik tradisional bukan saja sebagai
sarana hiburan, akan tetapi juga sebagai media penerapan pendidikan
musik yang dimulai dari anak-anak sekolah di Kota Manado.
Musik Tiup Bambu
Musik tradisional ini berasal dari kepulauan Sangihe Talaud
yang diciptakan oleh seorang petani pada tahun 1700. Pada awalnya musik
bambu hanya merupakan alat penghibur bagi masyarakat petani setelah
seharian melakukan aktivitas sebagai petani yang biasanya dibunyikan
setelah selesai makan malam. Dewasa ini di Kota Manado, musik bambu
telah menjadi salah satu jenis musik yang sering digunakan pada
acara-acara tertentu agar menjadi lebih semarak dan bergengsi.
Musik Bia
Bia adalah sejenis kerang atau keong yang hidup dilaut.
Sekitar tahun 1941 seorang penduduk Desa Batu Minahasa Utara menjadikan
kerang/keong sebagai satu tumpukan musik. Musik bia akhirnya telah
menjadi salah satu seni musik tradisional yang turut memberikan nilai
tambah bagi masyarakat Kota Manado. Dengan hadirnya musik ini pada
pagelaran kesenian dan acara tertentu, telah menimbulkan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
No comments:
Post a Comment