Beberapa amal
dan kegiatan hendaknya dilaksanakan menjelang 10 Dzulhijjah, lalu mengajak orang lain melaksanakannya, sehingga cakupan keta’atan
meluas dan semakin banyak manusia menghadap kepada Allah pada hari-hari penuh berkah
ini. Dengan demikian, rahmat Allah akan turun kepada kita, kepada negeri
dan rakyat sekalian:
Pertama, mempersiapkan diri
untuk menjemputnya. Menghadirkan niat baik untuk bersungguh-sungguh
melaksanakan keta’atan pada waktu tersebut. Sebelum itu, hendaknya
kembali mendekat kepada Allah dengantaubatan nashuha dan mensucikan hati.
Kedua, berusaha untuk shalat berjama’ah tepat waktu di masjid pada hari-hari ini. Berusaha dengan semangat menemui takbiratul ihram Imam artinya tidak terlambat takbiratul ihram imam, kemudian menjaga shalat sunnah qabliyah dan bakdiyah 12 rakaat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ
النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: “مَا تَوَطَّنَ رَجُلٌ مُسْلِمٌ
الْمَسَاجِدَ لِلصَّلاَةِ وَالذِّكْرِ إِلاَّ تَبَشْبَشَ اللَّهُ لَهُ
كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ إِذَا قَدِمَ
عَلَيْهِمْ” رواه ابن ماجه.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw.: “Tidaklah
seorang muslim berangkat ke masjid untuk shalat dan dzikir, kecuali
Allah akan merindukannya sebagaimana kerinduan orang yang lama tidak
berjumpa kemudian ia kembali menemuinya.” HR. Ibnu Majah.
Ketiga, menjaga shalat nawafil harian, terutama shalat Dhuha, Witir dan Qiyamullail. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
“مَن عادى لي وليًّا فقد آذنتُه بالحرب، وما
تَقَرَّبَ إليَّ عبدي بشيء أَحبَّ إليَّ مما افترضتُهُ عليه، وما يزال عبدي
يَتَقَرَّبُ إليَّ بالنوافل حتى أُحِبَّه؛ فإذا أحببتُه كنتُ سَمْعَه الذي
يَسمعُ به، وبَصَرَهُ الذي يُبصِرُ به، ويَدَهُ التي يَبطِشُ بها،
ورِجْلَه التي يَمشِي بها، وإنْ سألني لأُعطِيَنَّه، ولئن استعاذ بي
لأُعيذنَّه…“
“Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku
menyatakan perang kepadanya. Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang
hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Ku sukai daripada menjalankan
kewajibannya, dan hamba-Ku senantiasa mendekat kepada-Ku dengan
melakukan sunnat-sunnat, sehingga Ku sukai. Maka apabila Aku telah kasih
padanya, Akulah yang menjadi pendengarannya dan penglihatannya, dan
sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan
apabila ia memohon kepada-Ku pasti Ku-kabulkan, dan jika berlindung
kepada-Ku pasti kulindungi.” HR Bukhari.
Keempat, khotmul Qur’an dengan membacanya minimal satu kali pada 10 hari Dzulhijjah, artinya satu hari tiga juz.
Kelima, shaum pada
hari-hari tersebut sesuai kemampuan kita, minimal hari Senin, Kamis dan
hari Arafah. Siapa yang dikehendaki Allah shaum semuanya dengan
sungguh-sungguh, maka pahalanya menjadi kewajiban bagi Allah atasnya,
dan itu merupakan keutamaan dari Allah yang diberikan kepadanya.
Keenam, berupaya untuk
senantiasa berdzikir dan berdoa pada hari-hari ini, terutama dzikir pagi
dan petang, berusaha dzikir kondisi tertentu, do’a khutmul Qur’an,
dzikir mutlak (minimal 1000 perhari) seperti istighfar, tasbih, tahmid,
tahlil, takbir dan memperbanyak shalawat atas nabi saw.
Ketujuh, hendaknya setiap
muslim dan muslimah yang tidak berhaji menghadirkan kewajiban haji di
hatinya, merasakan manasik haji dan syi’ar-syi’ar lainnya seakan-akan ia
bersama mereka. Merasakan makna pengorbanan, pengabdian dan keta’atan.
Kedelapan, semangat dalam
berdo’a pada hari-hari ini, dengan memperhatikan waktu-waktu mustajab
setelah shalat, ketika sujud, ketika ifthor, sahur. Jangan lupakan do’a
untuk kemenangan dan kemajuan umat Islam keseluruhan, terutama
saudara-saudara kita di Suriah, Palestina, Burma dan negara-negara
minoritas Muslim agar kezhaliman diangkat dari mereka dan dijauhkan dari
bencana.
Kesembilan, infaq fi
sabilillah, terutama sadaqah rahasia, karenanya bisa memadamkan
kemarahan Tuhan. Hendaknya setiap kita menyiapkan dana untuk dikeluarkan
dalam rangka kebaikan.
Kesepuluh, berusaha untuk
ibadah di Masjid, yaitu berdiam diri antara waktu fajar sampai matahari
terbit, minimal dua kali pada hari-hari ini. Rasul bersabda:
“من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى
تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة تامة تامة تامة” (رواه
الترمذي وصححه الألباني).
“Siapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian
duduk mengingat Allah hingga matahari terbit kemudian shalat sebanyak
dua rakaat, maka untuknya pahala sebagaimana pahala haji dan umrah yang
sempurna, sempurna dan sempurna” HR. Tirmidzi.
Kesebelas, menghidupkan
sunnah berkorban, berazam untuk melaksanakannya dikarenakan fadhilah dan
pahala yang besar. Rasulullah saw. bersabda:
“ما عمل ابن آدم يوم النحر أحب إلى الله من إهراق
الدم، وإنه ليؤتى يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها، وإن الدم ليقع
من الله بمكان قبل أن يقع بالأرض، فطيبوا بها نفسًا” رواه الترمذي وابن
ماجه وصححه الألباني.
“Tidak ada amal yang dilakukan oleh anak Adam
lebih disukai oleh Allah di hari korban selain dari mengalirkan darah
(menyembelih qurban). Sesungguhnya korbannya itu di hari kiamat akan
datang menyertai bani Adam dengan tanduk-tanduknya, bulunya dan
kuku-kukunya. Dan darah qurban tersebut akan menetes di suatu tempat
(yang diridlai) Allah sebelum menetes ke bumi, maka relakanlah korban
itu.” HR.Tirmidzi.
Keduabelas, hendaknya
seorang muslim menganjurkan keluarganya; istri dan anak-anaknya untuk
menyambut jamuan Allah swt ini, membantu mereka untuk melaksanakan
kebaikan dan keta’atan pada hari-hari ini, sehingga Rabbaniyah hidup di
rumah kita. Dan hendaknya setiap muslim berusaha melaksanakan taujihat
dan pesan-pesan ini di lingkungannya bersama teman-temannya, dengan
tetangganya dan menganjurkan mereka melaksanakannya, karena: “Siapa yang menunjukan kebaikan baginya pahala persis seperti orang yang melakukannya”
sehingga manfaatnya meluas dan suasana keta’atan melingkupi semua umat
Islam. Dengan demikian kita telah menghidupkan Makna Rabbaniyah pada
diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan umat Islam.
“Ya Allah, karuniakan kepada kami keikhlasan
dalam perkataan dan perbuatan, saat sendiri atau dalam keramaian.
Karuniakan kepada kami perkataan baik dan benar saat ridha atau ketika
marah. Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang menikmati jamuan-Mu di
hari-hari yang baik ini. Dan do’a akhir kami bahwa segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam.”
No comments:
Post a Comment