Monday, November 5, 2012

05/11 QS. AL-BAQARAH (2) : 19

أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاء فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصْابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ

 Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan jari-jari tangannya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut mati; dan Allah meliputi orang-orang kafir.

1). Ayat 17 dan 18 adalah perumpamaan pertama. Ayat 19 dan 20 adalah perumpamaan kedua mengenai suasana jiwa orang-orang munafiq. Di perumpamaan pertama, mereka diibaratkan menyalakan api yang dihilangkan cahanya kemudian mereka hidup dalam kegelapan sehingga jiwa mereka menjadi tuli, bisu dan buta. Di perumpamaan kedua ini, mereka dimetaforakan tertimpa hujan lebat yang disertai guruh dan kilat. Akibatnya, mereka ketakutan sebab tidak mau mati, karena cintanya kepada kehidupan dunia. Di sini lagi-lagi orang munafiq digambarkan hidup dalam ظُلُمَات (dhzulumāt, kegelapan), sehingga tidak bisa melihat jalan keluar. Mereka serasa berada dalam lorong gelap tak berujung. Setiap mengambil jalan baru untuk lari dari keadaan ini, selalu jalan itu berakhir dengan kebuntuan. Setiap mereka berada di ujung lorong buntu setiap itu juga mereka bertambah panik. Dan setiap mereka bertambah panic setiap itu pula tensi kejahatannya terhadap manusia dan kemanusiaan juga meningkat, karena berfikir bahwa dengan melakukan kejahatan itu mereka segera bisa keluar dari lorong gelap itu.

2). Di sini ada metafora-metafora ini: hujan lebat dari langit, gelap gulita, guruh, kilat, dan menyumbat telinga dengan jari-jari tangan. Apa makna semua itu? Allah sering sekali menyebut al-Qur’an setelah sebelumnya menyebut hujan yang turun dari langit yang menghidupkan tanah yang mati dengan menumbuhkan berbagai jenis tanaman yang subur. Dan Allah menggunakan kata yang sama untuk keduanya, yaitu “turun” dan “langit”. Artinya, yang paling dibeci oleh orang munafiq adalah kedatangan al-Qur’an dari ‘langit’, karena al-Qur’an akan menyuburkan dan mencerahkan jiwa manusia yang menyebabkan mereka kelak akan kehilangan basis konstituennya demi kelanjutan dinasti kekuasaannya yang penuh tipu muslihat. Mereka hanya bisa berkuasa dalam kegelapan, karena dengan begitu mereka bisa melakukan kejahatan apa saja tanpa dikenali oleh manusia. Ayat-ayat al-Qur’an memekakkan telinga mereka seperti guntur yang bertalu-talu dan menggema-gema. Mereka menutupkan jari-jari tangan ke telinganya dan ke telinga orang lain agar al-Qur’an tidak berbekas pada jiwanya, sebab dalam pandangan mereka al-Qur’an menjauhkan manusia dari lezatnya kehidupan dunia. Begitu cintanya mereka kepada lezatnya kehidupan dunia hingga takut berpisah dengannya; yang paling mereka takuti adalah kematian.

3). Klausa “mereka menyumbat telinganya dengan jari-jari tangannya”, mengajarkan lagi pelajaran berharga berkenaan dengan kehendak bebas. Yakni bahwa walaupun kita sering menjumpai ayat yang seakan-akan Allahlah yang membuat pendengaran, penglihatan dan qalbu manusia tertutup (ayat7), tetapi penggalan ayat ini menegaskan bahwa mereka sendirilah yang memilih untuk menyumbat telinganya dengan jari-jari tangannya. Pertanyaan yang menggugah ialah kenapa banyak manusia yang sengaja menyumbat telinganya dengan jari-jari tangannya dari mendengar suara kebenaran? Ayat ini juga menjawab melalui klausa berikutnya: حَذَرَ الْمَوْتِ (hadzaral mawt), sebab takut mati. Dan Nabi Suci saw menambahkan bahwa penyebab manusia takut mati ialah cinta dunia: hubbud duniya wa karāhiyatul maut. Itu alasannya kenapa di dalam al-Qur’an sangat banyak ayat yang menceritakan tentang hakikat kehidupan dunia. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan permainan. Dan sungguh akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (29:64) Karena cinta dunia adalah awal dari seluruh kejahatan.

4). Ekor ayat berbunyi واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ (wallahu muhythun bil-kaāfiryn): dan Allah meliputi orang-orang kafir. Padahal bukankah ayat yang sekarang kita bahas masih rangkaian dari ayat-ayat tentang orang munafiq? Penjelasannya: orang munafiq sebetulnya adalah orang kafir juga. Cuma mereka membungkus kekafirannya dengan baju agama karena punya niat busuk terhadap Islam dan orang-orang beriman. Dan yang mereka target bukan orang beriman dalam pengertian orang perorang. Yang mereka bidik adalah kesucian agama. Yang mereka ingin hilangkan bukan jasad agama, tapi ruh agama.


AMALAN PRAKTIS
Apabila manusia mengalami stress dan depresi, seperti dimataforakan di ayat ini, kebanyakan mereka berpikir bahwa itu disebabkan oleh tekanan pekerjaan yang terlalu berat. Mungkin ada benarnya, tetapi pernakah Anda berenung bahwa boleh jadi keadaan itu terjadi karena dalam diri Anda masih tersimpan sifat-sifat nifaq? Atau tanpa sadar masuk ke dalam rekayasa besar orang-orang munafiq itu? Kalau ya, segeralah keluar daripadanya…!!!

No comments:

Post a Comment