Tuesday, October 30, 2012

ACEH

Aceh yang mula-mula bernama Aceh Darussalam (1511 - 1959) selanjutnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959 - 2001)  dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001 - 2009)  dan menjadi provinsi Aceh   (2009 - sekarang) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah. 

Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah Utara, Samudra hindia di sebelah Barat, Selat Malaka di sebelah Timur, dan Sumatera Utara di sebelah Tenggara dan Selatan.

Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. 

Provinsi ini memiliki wilayah seluas 57.736,557 km2, didalamnya terdapat kawasan hutan seluas 3.335.613 Ha atau 62 % dari luas daratan terdiri dari hutan lindung dan konservasi 2.697.113 Ha dan kawasan budidaya hutan 638.580 Ha. Puncak tertinggi pada 4.446 m diatas permukaan laut, wilayah laut yang merupakan Zona Ekonomi Exclusif (ZEE) seluas 534.520 km2. Provinsi Aceh memiliki 119 buah pulau, 73 sungai yang besar dan 2 buah danau.

Aceh merupakan kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan Tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh jaya, Aceh Barat, Singkil dan Simeuleu.

Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyakbumi dan gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran BukitBarisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.


RAGAM BUDAYA

Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan. Di Provinsi Aceh terdapat empat suku utama yaitu: Suku Aceh, Suku Gayo, Suku Alas dan Tamiang 


Suku Aceh merupakan kelompok mayoritas yang mendiami kawasan pesisir Aceh. Orang Aceh yang mendiami kawasan Aceh Barat dan Aceh Selatan terdapat sedikit perbedaan kultural yang nampak nya banyak dipengaruhi oleh gaya kebudayaan Minangkabau. Hal ini mungkin karena nenek moyang mereka yang pernah bertugas diwilayah itu ketika berada di bawah protektorat kerajaan Aceh tempo dulu dan mereka berasimilasi dengan penduduk disana. 
Suku Gayo dan Alas merupakan suku minoritas yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua suku ini juga bersifat patriakhat dan pemeluk agama Islam yang kuat.

Setiap suku tersebut memiliki kekhasan tersendiri seperti bahasa, sastra, nyanyian, arian, musik dan adat istiadat. Kebudayaan Aceh sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Tarian, kerajinan, ragam hias, adat istiadat, dan lain-lain semuanya berakar pada nilai-nilai keislaman. Contoh ragam hias Aceh misalnya, banyak mengambil bentuk tumbuhan seperti batang, daun, dan bunga atau bentuk obyek alam seperti awan, bulan, bintang, ombak, dan lain sebagainya. Hal ini karena menurut ajaran Islam tidak dibenarkan menampilkan bentuk manusia atau binatang sebagai ragam hias. Aceh sangat lama terlibat perang dan memberikan dampak amat buruk bagi keberadaan kebudayaannya. Banyak bagian kebudayaan yang telah dilupakan dan benda-benda kerajinan yang bermutu tinggi jadi berkurang atau hilang. 


CIRI KHAS BUDAYA ACEH


Budaya aceh mempunyai prinsip yang disebut adab dan agama itu tidak ubahnya seperti zat dan sifat yang tidak dapat dipisahkan. Contoh: dari segi berbusana, idealnya busana aceh sangat sederhana yakni busana yang menutup aurat, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam budaya aceh bagi anak laki-laki yang memakai anting disebut tidak waras (pungoe) karena anting itu adalah perhiasan bagi wanita. 





No comments:

Post a Comment