Friday, October 19, 2012

MAKAN-MAKAN DI NEGERI SERIBU PURA

KUTA – Bali bukan saja menebar pesona pariwisata yang membuat decak kagum dunia. Negeri seribu pura ini juga menawarkan petualangan lidah yang amat menantang. Dari yang memenuhi selera lokal hingga beragam menu internasional semua tersaji di sini. Wisata makan menjadi alternatif pemasukan yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Pemandangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar terlihat begitu cantik dari udara. Gigir pantai dengan deburan ombak memaksa jantung sedikit berdegup. Terima kasih Tuhan, Boeing 737 seri 200 milik maskapai penerbangan STAR AIR mendarat mulus. Artinya, Sang Pencipta memuluskan tujuan kali ini: makan-makan di Bali.
Ke Bali cuma ingin makan? Anggukan menjadi jawaban tegas. Maaf, ini bukan sekadar gaya tapi tujuan pelesir kami memang adalah berwisata makan. Sebetulnya, acara makan-makan ini sudah amat terkenal di dunia pariwisata. Hanya sayang di negara kita kurang begitu terkenal.


Mencari tempat makan yang asyik di Bali ternyata butuh kejelian tersendiri. Bagi Anda yang muslim, pastikan rumah makan yang dituju berlabel halal. Jangan sampai saat melahap sajian harus berhenti tiba-tiba lantaran tahu mengandung bahan dasar yang diharamkan agama.
Bali memiliki sejumlah resep tradisional yang sampai kini dapat kita temui dengan mudah. Hingga kini, jumlahnya tak dapat diketahui secara pasti. Namun bila melihat kondisi di lapangan beberapa jenis makanan tradisional Bali yang telah dikenal sampai sekarang: babi guling, lawar, serombotan, kelepon, godoh, betutu, urutan sate dan taluh bekasem.
Di mata warga Hindu Bali makanan tradisional populer tersebut amat erat dengan kehidupan sehari-hari. Sebab, makanan seperti lawar, sate dan babi guling selalu dipakai dalam setiap pelaksanaan upacara, entah itu adat maupun keagamaan.


Orang Bali mengenal istilah ikan dengan sebutan be. Mungkin karena protein dari ikan cukup dominan dimasa yang lampau, akhirnya orang Bali tidak hanya mengenal be yang berarti ikan itu sendiri, tetapi juga be sampi, be celeng, be siap, be tahu, be tempe, atau be nyuh, yang secara bebas terjemahannya adalah ikan sapi, ikan babi, ikan ayam, ikan tahu, ikan tempe, ikan kelapa.


Untuk sayur-mayur dikenal dengan istilah jukut. Sedang, kombinasi antara be dan jukut yang dikenal dengan lawar, jukut balung dan komoh. Makanan tradisional Bali dikelompokkan menjadi empat jenis: olah-olahan kering seperti sate dan urutan, olah-olahan basah seperti lawar, timbungan dan brengkes, olah-olahan cair seperti komoh dan gerang asem dan olah-olahan yang dimasak utuh seperti betutu dan be guling.
Be Guling adalah panggang babi utuh. Bagian perutnya diberi beragam jenis bumbu-bumbu. Menu ini acapkali dianggap sebagai sebagai masterpiece-nya makanan Pulau Dewata ini.


 

Lawar dibuat dari rajangan daging atau sayur yang dicampur dengan rajangan halus bumbu. Umumnya dibuat dari daging babi, kuwir (entok), nangka, pepaya muda, kacang panjang, daun belimbing dan kelapa. Orang yang belum biasa makan lawar sering mengeluh bahwa makanan Bali ini terlalu keras. Sesungguhnya pendapat ini tidak benar. Bumbu lawar dasar dirancang dengan komposisi sedemikian rupa untuk makanan dan berkhasiat obat. Bumbu tambahannyalah yang membuatnya jadi ”keras”. Perbandingan komposisi bumbu lawar dasar yang saya buat ini telah disesuaikan untuk lidah umum orang Indonesia (telah dicoba banyak teman non-Bali) dengan modifikasi.


 

Sate yang autentik Bali disebut sate lilit. Bahannya dari campuran daging cincang, kelapa muda parut, bumbu, yang kemudian dililitkan pada tusuk sate yang terbuat dari bambu atau pelepah kelapa, dibakar di atas arang.
Bondan Winarno, pemerhati kuliner sekaligus “bos” klub Jalansutra, punya saran bagi teman-teman muslim yang ingin mencicipi sajian tradisional Bali yang halal. Pilihannya, Warung Satria di Jalan Kedondong dan Warung Wardani di Jalan Yudistira. Ada juga Warung Teges di dekat Ubud yang sangat terkenal dengan sambal mentahnya. Namun, Bondan punya wanti-wanti: di Warung Teges ini Anda harus menyatakan ”halal” bila tidak mau babi kecapnya yang terkenal. Nah, selamat makan-makan di Bali (bay)

No comments:

Post a Comment