Sunday, December 30, 2012

PROVERBS OF THE WEEK

Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.

Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.

Saturday, December 29, 2012

CARA MENDIAGNOSIS PERSOALAN KANVAS REM MOBIL


Jangan sekali-kali meremehkan persoalan rem. Selain memperhatikan umur pakai peranti pengereman, gunakan kampas rem yang berkualitas demi keamanan dan kenyamanan berkendara. Salah pilih peranti rem, bisa fatal akibatnya. 
Sedikitnya ada beberapa penyebab rem gagal berfungsi dengan baik. 
1. Periksa minyak rem. Jika lampu rem menyala, isilah kembali minyak rem sesuai anjuran.
2. Pahami suara bernada tinggi atau memekik scraping ketika Anda menginjak rem. Itu pertanda bahwa brakepad aus. Namun ini hanya berlaku pada brakepadyang memiliki wear indicator.
3. Cermati, dan bila terdengar suara gesekan antara logam dengan logam saat pengereman, itu menunjukkan terjadi keterlambatan penggantian rem. Brake pad atau brake shoe benar-benar aus, dan Anda akan merusak rotor atau drum. Anda harus melakukan pemeriksaan kampas rem sebelum kasus ini terjadi.
4. Rasakan pedal rem. Jika lembut, lembek atau dirasakan lebih keras dan lebih tinggi ketika dipompa, Anda mungkin perlu membleeding rem (membuang gelembung udara yang ada dalam line brake).
5. Perhatikan pula, jika pedal rem perlahan-lahan tenggelam ke lantai ketika Anda menginjak pedal rem (atau sebentar-sebentar), Anda mungkin harus mengganti master silinder baru.
6. Jalankan mobil pada kecepatan rendah, lakukan pengereman . Jika rem berderit, Anda mungkin perlu brake pad baru, atau permukaan rotor perlu diresurface kembali
7. Pahami, bila mobil seperti tertarik ke satu sisi saat melakukan pengereman, hal ini mungkin disebabkan oleh tekanan hidrolik yang tidak sesuai di salah satu bagian dari sistem rem, atau salah satu rem mungkin menempel. Front-end juga dapat menyebabkan gejala ini.
8. Pertimbangkan rotor kendaraan jika Anda merasa denyut ketika menginjak pedal rem, terutama saat pengereman pada kecepatan tinggi. Gejala ini mungkin menunjukkan rotor rem sudah rusak atau tergores. Rotor akan perlu untuk di resurface atau diganti.
9, Terakhir, ingatlah bahwa rem yang berasap, biasanya disertai dengan bau yang sangat menyengat, ini mengindikasikan kaliper rem atau silinder roda macet. Gejala ini juga bisa disebabkan oleh penggunaan rem tangan atau kabel rem tangan macet.

Friday, December 28, 2012

KULINER - SUMATERA UTARA

LEMANG

Lemang merupakan makanan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras bercampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat. Cara memakan lemang berbeda dari daerah ke daerah. Ada orang yang senang menikmatinya dengan cara manis (selai, kinca, serikaya) atau dengan cara asin (rendang, telur, dan lauk-pauk lainnya), atau ada juga yang memakannya dengan buah-buahan seperti durian. Salah satu kota yang memproduksi lemang ini adalah daerah Pakkat – Humbang Hasundutan dengan rasa yang sangat enak.

Tuesday, December 25, 2012

Monday, December 24, 2012

KISAH INSPIRATIF - KEKUATAN TEKAD

Kekuatan Tekad

Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu bara kuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugas untuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api serta menghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk. 

Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu, dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke rumah sakit daerah yang terdekat. 

Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik, lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.

Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkan begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya. 

Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah, ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya terjuntai di sana, lengkap namun mati. 

Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat dulu. 

Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan, menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya. 

Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua kakinya. 

Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri, kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri, dan kemudian untuk berlari. 

Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di universitas ia membentuk tim lari. 

Bahkan selanjutnya di Madison Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidak pernah dapat berharap untuk bisa berlari, pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor dunia lari untuk jarak 1500 meter. 


Burt Dubin
Editor: Jack Canfield, Mark Victor Hansen; "Chicken Soup for the Soul"

Sunday, December 23, 2012

PROVERBS OF THE WEEK

Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan.

perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam

Saturday, December 22, 2012

CARA MEMBACA INFORMASI PADA BAN



Bagi kalangan awam, tulisan-tulisan yang tertera pada ban kendaraan mereka, mungkin tak terlalu berarti. Namun pernahkah kita berpikir bahwa tulisan-tulisan yang disertakan oleh pabrikan ban mobil ditujukan untuk memberikan informasi tentang karakteristik produk karet bundar tersebut? Lantas seberapa pentingnya informasi tersebut bagi perawatan ban mobil dan performa kendaraan Anda?

Informasi yang tertera pada ban mobil biasanya terdiri dari huruf-huruf maupun angka. Berikut ini cara membaca informasi yang tertera pada ban mobil tersebut:

1. Angka Terdepan
Angka terdepan dari ukuran ban ini menandakan total lebar ban. Hitungannya, dalam satuan milimeter (mm). Maka, jika 80 itu artinya 80mm lebar tapak ban, disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian. Misalnya ban mobil tersebut akan digunakan untuk keseharian, balap atau untuk kondisi jalanan tertentu.
Tak hanya angka bulat, ada juga ban yang menggunakan angka pecahan, misalnya berukuran 2,75 atau 3,00. Sebenarnya sama saja. Tapi, kalau 2.75 dihitung dalam satuan inci dengan tinggi ban 100% dari total lebar ban.

2. Angka Kedua
Dilanjutkan angka kedua, biasanya angka ini hanya terdapat di ban yang menggunakan satuan milimeter, dan bukan pada ban yang memakai satuan inchi buat ukurannya. Seperti yang dijelaskan di angka pertama, angka kedua ini juga beragam. Misalnya, 60 hingga 90.
Bisa dikatakan, kalau angka ini mewakili dari aspek rasio ban. Misal jika tertera angka 90, maka aspek rasio ban adalah 90% dari total lebar ban (mm). Contoh 100/90. Maka lebar ban 100 mm, tingginya 100x(90/100) = 90 mm.

3. Angka Terakhir
Angka terakhir dari susunan ban, mewakili diameter ban itu sendiri. Misalnya ukuran 90/80 - 14, angka 14 menyatakan lingkar ban untuk disamakan dengan pemakaian velg, dalam satuan inchi.
Ukuran diameter ban dan velg yang biasa diaplikasi motor mulai dari 8, 10, 12, 14, 16, 17, 18 hingga 21 inci. Tapi, untuk motor harian pada umumnya, seperti skubek alias matik, bermain di 12, 14 dan 16 inchi. Namun tipe bebek menggunakan ukuran 17 inchi, sport berukuran 17 - 18 inchi, dan trail mulai dari 16 - 21 inchi.

4. Tulisan M/C
Huruf ini hanya sebagai penanda kalau ban yang dimaksud itu adalah ban yang diperuntukkan khusus buat sepeda motor. Oleh pabrikan, M/C melambangkan tulisan Motorcycle dan untuk mobil, biasanya bermain di ukuran 185/60 - 14 hingga diameter lebih dari 20 inchi.

5. Tulisan 43S
Jika tertera angka dan huruf seperti 43S, kombinasi ini mewakili dua makna. Dari angka sendiri, dimaksudkan untuk load index. Artinya, beban maksimum yang diperbolehkan ketika berkendara. Mulai dari 30 hingga 52 biasa diaplikasi.
Jadi, 43 mewakili beban maksimum untuk 155kg. Sedang S, mewakili kecepatan. Ya, kecepatan maksimal yang diperbolehkan ketika berkendara pakai karet bundar ini. Mulai dari B hingga Y. B untuk 50 km/jam dan Y untuk 300 km/jam. So, S adalah 180 km/jam.

6. Tulisan Kombinasi 4 Angka
Biasanya, di sidewall alias dinding ban tertulis kombinasi 4 angka. Itu lho, yang seolah terletak di dalam kotak. Nah, lagi-lagi ini merupakan kombinasi kode, yaitu kode produksi alias pembuatan ban. Misalnya, jika tertera paduan angka 3311.
Pabrikan ban, membagi 4 angka itu jadi dua angka terpisah. Ya, dua angka di depan dan dua lagi di belakang, meski tidak ada spasi antara angka ini. Nah, angka terdepan mewakili minggu, lalu dua angka di belakang mewakili tahun pembuatan. So, ban itu diproduksi di minggu ke-33 di tahun 2011.

7. Simbol Segitiga
Jika diperhatikan secara detail, di ujung paling luar dinding ban akan ditemukan simbol berbentuk segitiga. Bahkan, simbol ini tidak hanya satu, bisa lebih tergantung ukuran ban. Setidaknya, terdapat 6 simbol segitiga yang mengelilingi ban dengan penempatan secara proporsional alias sama rata.
Simbol ini mewakili TWI alias Tread Wear Indicator, untuk memberikan informasi tentang keausan ban. Semakin dekat simbol ke permukaan, tanda ban mulai aus. Selain di dinding, TWI ini juga bisa ditemukan di tapak ban, yakni di sela-sela alur ban. Ada bagian kecil yang menonjol di-grove.

8. Tanda Panah di Sidewall
Ketika memasang ban, coba perhatikan tanda panah di sidewall. Tanda panah ini, dimaksudkan sebagai arah putaran ban alias rotasi atau rotation. Arah panah selalu berputar searah jarum jam. Kalau berlawanan arah, itu artinya terbalik pemasangan.
Biasanya, pabrikan juga memberikan himbauan jika ban yang diproduksi itu untuk keperluan balap atau harian. Untuk balap, akan diberi tulisan Race Tire ataupun Racing Use Only. Ada juga peruntukkan bagi kondisi lintasan. Ya, wet or dry alias basah atau kering! Umumnya ban harian, kombinasi keduanya. 

Tuesday, December 18, 2012

MASYARAKAT YANG UNIK : ORANG BATAK



Antara berpuluh-puluh suku kaum bangsa Melayu di Nusantara, masyarakat Batak adalah yang paling unik dengan sejarah budaya dan agama yang melingkarinya. Keunikan ini bukan sahaja kerana masyarakat Batak disinonimkan sebagai ‘masyarakat Kanibal’ tetapi kerana masyarakat Batak mempunyai budaya dan tamadun yang tinggi disebalik amalan kanibalistik.

Tradisi masyarakat Batak di Nusantara mempunyai sejarah yang lama, menjangkau jauh sehingga lebih kurang 300 SM hingga 600 SM, bertumpu di Sumatra, Indonesia. Pada peringkat awal (abad pertama) Sumatra di kenali sebagai Swarnabumi (bumi emas) oleh pedagang India – sejajar dengan penjumpaan emas di sini. Minat pedagang India terhadap emas menyebabkan pedagang-pedagang ini berbaik-baik dengan masyarakat pribumi – Batak. Dari semasa kesemasa, adat dan budaya pedagang India dihamparkan kepada masyarakat Batak yang menerimanya dengan mudah. Dalam sedikit masa, budaya masyarakat Batak banyak meresap budaya dan adat Hindu.

Sehingga kini masyarakat Batak paling banyak terdapat di Sumatra, terutamanya di kawasan Tapanuli. Disamping Sumatra masyarakat Batak juga menghuni kawasan-kawasan lain Nusantara, terutamanya Pulau Jawa dan kepulauan lain Indonesia, Semenanjung Malaysia, Singapura, Sabah, Sarawak, Brunei, Filipina, Sulawesi dan sebagainya. Pola pergerakan masyarakat Batak dari Sumatra ke kawasan-kawasan lain di Nusantara dipengaruhi oleh dua faktor. Pertamanya, kedatangan penjajah barat ke Nusantara pada abad ke-17 dan keduanya, ‘adat merantau’ yang merupakan sebahagian daripada budaya masyarakat Batak.

Sebagai konsekuen penjajahan, sebilangan masyarakat Batak menjadi hamba abdi yang dijual dalam pasaran. Pada abad ke 19, penjualan hamba Batak adalah ghalib di Sumatra dan Nusantara umumnya. Lebih kurang 300 hingga 600 hamba Batak dijual di Singapura dan Pulau Pinang setiap tahun oleh Inggeris. Apa yang menarik ialah hamba-hamba Batak ini dijual oleh masyarakat Batak sendiri kepada Inggeris di Sumatra yang kemudiannya dijual di tempat-tempat lain.

Hasil daripada proses migrasi hamba Batak, berkembanglah populasi Batak di Malaysia, terutamanya di kawasan Utara Semenanjung Malaysia. Diskripsi fizikal masyarakat Batak yang gelap, berbadan tegap dan berambut kerinting dapat dikesan di Utara Semenanjung sehingga kini.

Namun dari segi keagamaan dan kepercayaan, masyarakat Batak di Malaysia sudah terpisah sama sekali daripada ikatan adat dan kepercayaan masyarakat Batak di Sumatra yang masih bersifat animistik dan Javaistik. Superioriti ‘adat’ digantikan dengan ‘agama Islam’ bagi masyarakat Batak di Malaysia. Natijahnya, corak hidup dan pemikiran masyarakat Batak di Malaysia, baik di Pulau Pinang, Perak, Pahang mahupun Kelantan tidak lagi merefleks budaya dan adat masyarakat Batak asal dari Sumatra.

Kajian ini menumpu kepada gambaran kosmologi Batak Sumatra, sebagai representatif masyarakat Batak Nusantara. Kosmologi masyarakat Batak di Malaysia adalah tidak lain daripada kosmologi Islam.

Berbalik kepada perkembangan budaya Batak. Menurut Edwin M. Loeb dalam bukunya ‘Sumatra : Its History and People’, masyarakat Batak mewarisi tradisi yang berupa adunan budaya setempat dengan agama-agama besar dunia yang merebak ke kawasan ini sejak abad pertama lagi. Hinduisme, Buddhisme, Islam, Kristianiti dan Taoisme, semuanya sampai ke Sumatra dahulu sebelum merebak ke tempat-tempat lain di Indonesia dan kepulauan Melayu yang lain.

Kehadiran budaya Hindu pada persekitaran abad pertama disusuli dengan kedatangan agama Buddha yang bersinskrit dengan agama Hindu dan kepercayaan lokal. Kemasukan Islam pada persekitaran abad ke 8 hingga 13 makin merencahkan lagi agama masyarakat Batak dan Sumatra umumnya, yang sudah
sedia bersinskrit dengan unsur-unsur lokal, Hinduisme dan Buddhoisme. Hasilnya, lahirlah ‘adat’, fenomena yang penting dalam kehidupan masyarakat Batak berbanding epistomologi agama.

Adalah tidak keterlaluan untuk dinyatakan bahawa masyarakat Batak secara umumnya memperolehi hampir kesemua fahaman spiritualnya dari India, terutamanya Hinduisme. Fahaman Hindu- Batak (pengadunan Hinduisme dengan kepercayaan lokal) kemudiannya merebak ke tempat-tempat lain di Indoensia.

Kata Loeb, antara beberapa elemen Hindu yang terdapat dalam kepercayaan Batak ialah idea ‘Pencipta’ dan ‘ciptaan’, stratifikasi syurga (langit), kebangkitan syurga (langit), nasib atau kedudukan roh selepas seseorang meninggal dunia, pengorbanan binatang, dan shamanisme (trans atau rasuk) sebenar-benarnya.

Fahaman keagamaan masyarakat Batak dapat dibahagikan kepada 3 bahagian: Kosmologi dan kosmogoni – dunia Tuhan (kedewaan) Konsep penduduk asal tentang roh. Kepercayaan tentang hantu, iblis dan nenek moyang.

Stratifikasi fahaman agama seperti di atas mirip kepada salah satu daripada fahaman Hindu. Orang Batak membahagikan kosmologinya kepada 3 bahagian. Bahagian atas adalah tempat bagi Tuhan dan Dewa. Bahagian tengah (dunia) untuk manusia dan bahagian bawah (bawah bumi) untuk yang mereka yang telah
mati – hantu, syaitan, iblis dan sebagainya.

Masyarakat Batak mempercayai kewujudan banyak Tuhan. Tuhan yang paling besar atau tertinggi kedudukannya ialah ‘Mula djadi na bolon’ – permulaan awal dan maha, atau ‘dia yang mempunyai permulaan dalam diriNya’. Konsep ini mempunyai persamaan dengan konsep ‘Brahman’ atau kala purusha Hindu.

Mula djadi na bolon’ berbentuk personal bagi masyarakat Batak dan tinggal di syurga yang tertinggi. Ia juga dihadiri oleh atribut-atribut ‘maha kebal’(immortality) dan ‘maha kuasa’ (omnipotence), justeru berupa pencipta segala-galanya dalam alam termasuk Tuhan. Dalam kata lain Mula djadi na bolon hadir dalam segala ciptaan.

Bersama-sama konsep Muladjadi na bolon – Tuhan Yang Maha Besar, masyarakat Batak secara pragmatiknya akrab dengan konsep Debata na tolu (Tiga Tuhan) atau apa yang dipanggil Tri-Murti atau Trinity dalam kosmologi Hindu.

Tiga prinsipal yang mewakili Debata na tolu ialah Batara Guru, Soripada dan Mangalabulan. Batara Guru disamakan dengan Mahadewa (Shiva) manakala Soripata disamakan dengan Maha Vishnu. Hanya Mangalabulan mempunyai sejarah kelahiran yang agak kabur dan tidak memperlihatkan persamaan dengan
imej-imej kosmologi Hindu.

Antara tiga pinsipal ini, Batara Guru mempunyai kedudukan yang tinggi dan utama dikalangan masyarakat Batak, kerana sifatNya sebagai pencipta dan pada masa yang sama, hero kebudayaan yang mengajar kesenian dan adat kepada masyarakat Utara Sumatra ini.

Mangalabulan sebaliknya adalah prinsipal yang agak kompleks kerana disebalik merahmati dan menunaikan kebaikan dan kebajikan, Mangalabulan juga melakukan kejahatan atas permintaan, lantas menjadi Tuhan pujaan dan penaung bagi perompak dan pencuri – penjenayah secara umumnya.

Disamping tiga prinsipal utama ini – Debata na tolu, masyarakat Batak juga mempunyai banyak debata atau Tuhan yang lebih rendah stratifikasinya, misalnya debata idup (Tuhan Rumah), boraspati ni tano (spirit bumi/tanah) dan boru saniang naga (spirit air), Radja moget pinajungan (penjaga pintu syurga), Radja Guru (menangkap roh manusia) – tugasnya sama seperti malaikat Izarail dalam epistomologi Islam atau Yama dalam Hinduisme.

Debata adalah derivasi Sanskrit, deivatha. Dalam epistomologi Batak, debata mewakili Tuhan.Masyarakat Batak, seperti masyarakat Hindu, menerima kehidupan dalam nada dualiti. Kebaikan dan kejahatan saling wujud dalam kehidupan, dengan kebaikan menjadi buruan ultimat manusia.

Prinsipal jahat bagi masyarakat Batak ialah Naga Padoha, prinsipal yang terdapat pada aras paling bawah dalam hieraki tiga alam – iaitu di bawah bumi. Bersama-sama Naga Padoha ialah cerita bagaimana anak Batara Guru, Baro deak pordjar yang enggan mengadakan hubungan dengan Mangalabulan di langit, turun ke lautan primodial (sebelum bumi dicipta). Apabila Batara Guru mengetahui insiden ini, dia menghantar segenggam tanah melalui burung layang-layang yang diletakkan pada lautan primodial. Hasilnya terjadilah
bumi. Kemudian, dicipta pula tumbuhan, binatang dan haiwan. Hasil daripada hubungan anak Batara Guru dengan seorang hero dari langit (dihantar oleh Batara Guru) lahir generasi manusia.

Naga Padaho yang asalnya berkedudukan di lautan primodial telah disempitkan kedudukannya kerana pembentukkan dan perkembangan bumi dari semasa ke semasa. Kerana kesempitan ini, setiap pergerakkan Naga Padaho mengakibatkan gempa bumi. Mitologi ini selari dengan konsep fatalistik Batak bahawa dunia
akan hancur pada satu masa nanti, apabila Naga Padaho berjaya membebaskan diri daripada himpitan Batara Guru.

Lee Khoon Choy, dalam bukunya Indonesia Between Myth and Reality mempunyai cerita asal usul dunia yang berbeza. Menurut Lee, pada awalnya terdapat satu Tuhan iaitu Ompung Tuan Bubi na Bolon – Tuhan omnipresent dan omnipotent. Ompung bermakna ‘moyang’. Semasa dia, Ompung Tuan Bubi na Bolon bersandar pada sebatang pohon banyan (beringin atau wiringin), ranting yang reput patah dan jatuh ke dalam laut. Ranting reput ini menjadi ikan dan hidupan air yang lain. Kemudian jatuh lagi ranting dan terciptalah serangga. Ranting ketiga yang jatuh membentuk binatang seperti rusa, monyet, burung dan
sebagainya. Ini disusuli dengan penciptaan kerbau, kambing, babi hutan dan sebagainya.

Hasil daripada perkhawinan dua ekor burung yang baru dicipta iaitu Patiaraja (lelaki) dan Manduangmandoing (perempuan) bermulanya kelahiran manusia daripada telur Manduangmandoing ketika berlakunya gempa bumi yang dasyat.

Meskipun berbeza dengan Loeb, mitos asal usul yang dibawa oleh Lee memperlihatkan persamaan pada dasarnya- asal usul manusia daripada telur dan pengaruh gempa bumi (karenah Naga Padoha).
Dilihat dari mata kasar, kisah asal usul ini berupa mitos yang tidak dapat diterima akal tetapi kekayaan mitos ini ialah, ia juga berupa alegori yang kaya dengan persoalan mistisisme, apabila dilihat dari perspektif intrinsik – hampir sama seperti peperangan dalam Mahabaratha dan Ramayana.
Apabila dikiaskan dengan mistisisme Hindu-Buddha, Naga padoha adalah tidak lain daripada Kundalini yang berkedudukan di tengah-tengah jasad manusia (dekat anus).

Dalam epistomologi Vaishnava (salah satu daripada aliran Hindu), avatara Maha Vishnu – Krishna Paramatma berlawan dengan Naga Kaliya, yang akhirnya tunduk kepada Krishna Paramatma. Secara intrinsik, alegori ini mengisahkan kejayaan Krishna Paramatma menawan nafsu (dilambangkan oleh naga/ular). Kalau Naga Padoha adalah Kundalini, bumi adalah jasad mansia, manakala Batara Guru adalah roh atau debata atau tondi yang hadir bersama-sama manusia apabila dicipta. Simbologi Naga (Ular) dalam mitologi Batak adalah universal sifatnya. Dalam epistomologi agama-agama Semitic, kita dapati watak ular diberikan pewarnaan hitam(jahat). Kisah pembuangan Adam dan Hawa (Eve) ke bumi adalah akibat hasutan ular terhadap Hawa yang kemudiannya menggoda Adam dengan kelembutannya.

Ironinya, masyarakat Batak percaya suatu masa nanti dunia akan hancur apabila Naga padoha bangun memberontak. Tetapi, selagi rahmat dan bimbingan Batara Guru masih ada pada manusia, selagi itu mereka akan dapat menundukkan Naga Padoha dan hidup dalam harmoni. Tidak hairanlah sekiranya Batara Guru
menjadi debata paling popular bagi masyarakat Batak dan Indonesia umumnya.

Koding, seorang lagi sejarahwan berpendapat terdapat banyak elemen identikal diantara mitologi Batak dengan Hindu. Boru deak pordjar – anak Batara Guru adalah Dewi Saraswati dalam Hinduimse. Batara Guru di samakan dengan Mahadewa (Shiva) dan juga dengan Manu – manusia pertama di bumi. Brahma dipersonifikasikan dengan watak Svayambhu – dia yang wujud daripada dirinya sendiri.

‘Telur dunia emas’ dari mana asalnya Svayambhu sebagai Brahman dan mencipta manusia dan Tuhan (tradisi Hindu), diubahsuai dalam mitologi Batak kepada tiga biji telur, dari setiap satunya lahir satu Tuhan. Justeru, ayam (manuk) yang melahirkan telur ini dianggap utama dalam kedudukan mitologi spiritual masyarakat Batak. Telur manuk (ayam) ini, dalam tradisi Tantrik dipanggil salangram atau speroid kosmik.
‘Roh’ adalah elemen terpenting agama dan adat masyarakat Batak. Konsep supernatural (mana) pula, hampir-hampir tidak wujud di sini. Konsep yang dominan dikalangan masyarakat Batak ialah tondi. Menurut Warneck, otoriti unggul kajian tentang masyarakat Batak, tondi ialah ‘spirit’ (tenaga halus), ‘roh manusia’, ‘individualiti manusia’ yang wujud sejak manusia berada dalam rahim ibunya lagi. Pada ketika ini ia menentukan masa depan anak yang bakal dilahirkan itu.

Tondi wujud hampir kepada badan dan sesekala meninggalkan badan. Peninggalan tondi menyebabkan orang berkenaan jatuh sakit. Justeru itu, pengorbanan dilakukan oleh seseorang untuk menjaga tondinya agar sentiasa berada dalam keadaan baik .Semua orang mempunyai tondi tetapi kekuasaan tondi berbeza daripada seorang dengan seorang yang lain. Hanya tondi tokoh-tokoh besar dan utama kedudukannya dalam masyarakat mempunyai sahala – kuasa supernatural (luar biasa atau semangat/keramat). Rasional kepada perbezaan ini sama dengan konsep fatalistik Hindu, yang beranggapan bahawa segala kecelakaan hidup telah ditetapkan sebelum lahir lagi dan tidak boleh dihindari. Kerana kelahiran adalah dalam kedudukan yang baik maka tondinya juga akan berada dalam kedudukan yang baik (berkuasa).

Bilangan tondi yang terdapat pada seseorang bervariasi daripada satu dan tujuh. Sebahagian masyarakat Batak percaya bahawa setiap orang hanya mempunyai satu tondi manakala sebahagian lain mengangkakan tujuh tondi bagi setiap individu.

Konsep lain berkaitan dengan tondi ialah begu (hantu atau iblis).

Begu ialah tondi orang mati. Bukan semua tondi adalah begu . Tondi yang natural tanpa perkaitan dengan kejahatan dikenali sebagai samaon. Setapak lebih tinggi daripada samaon ialah semangat atau debata (sama tahapnya dengan Tuhan) yang bervariasi mengikut fungsi dan kekuasaannya.
Shamanisme – tradisi menurunkan roh atau tondi orang yang sudah mati kedalam tubuh orang lain (yang masih hidup) yang dilakukan semata-mata untuk berkomunikasi dengan roh orang-orang yang sudah mati adalah tradisi yang paling popular di Utara Sumatra. Shaman (orang yang dituruni tondi atau ‘si baso’) terdiri daripada kedua-duanya, lelaki dan perempuan. Masyarakat Batak primitif yang tidak akrab dengan shamanisme (terutamanya di kepulauan Barat Sumatra) bergantung kepada dukun (seer – bahasa Inggeris atau ‘kavi’ – bahasa Sanskrit). Bezanya dukun dengan shaman, tondi (juga debata dan spirit) berkomunikasi secara personal dengan dukun. Dukun kemudian akan menyampaikan mesej wujud halus
(tondi, debata dan spirit) atau mengubat pesakit mengikut pesanan wujud halus.

Shaman pula hanya berfungsi sebagai media untuk membolehkan tondi berkomunikasi dengan orang-orang yang ingin berurusan dengannya. Perhubungan ‘tondi’ dengan orang yang memanggilnya adalah langsung, berbeza dengan hubungan melalui dukun (orang ketiga).

Dukun Batak biasanya lelaki dan dikenali sebagai datu. Meskipun dukun Batak tidak mempunyai satu sistem atau institusi bagi melatih datu – kelompok masyarakat ini menjadi penjaga dan bertanggungjawab memperturunkan ritual esoterik dan pembelajaran (spiritual) Hindu dan lokal dari generasi ke generasi. Seperkara yang menarik pada amalan masyarakat Batak ialah konsep melihat kehidupan pada detik ‘kini dan sini’(here and now). Mereka percaya tondi yang ada pada mereka perlu dijaga dan dihidupi dengan sebaik-baiknya di sini (dunia) dan kini (sekarang). Mereka tidak menunggu bagi masa akan datang untuk mendapat balasan. Konsep ini meskipun boleh dilihat dari perspektif eksistensialis, juga boleh dilihat dari sudut mistisisme.

Hampir kesemua aliran mistis (biar agama apa sekalipun) menekankan umatnya agar menghidupi kehidupan dengan sebaik mungkin. Biasanya, jalan tengah digunakan, yakni bukan bersandar kepada semalam yang sudah berlalu dan esok yang belum pasti, tetapi menghidupi detik-detik kini dalam nada ke’sahaja’an. Konsep roh di kalangan masyarakat Batak berligar kepada ‘tenaga’ atau ‘kuasa’. Tenaga ini sekiranya berada dalam keadaan harmonis akan membawa kepada kebaikan. Sebaliknya kalau dihampakan atau dimurkakan, akan memberi kesan buruk kepada kehidupan manusia dan alam.

Meski banyak mendapat pengaruh agama Hindu, kepercyaan masyarakat Batak mempunyai elemen lokalnya yang tersendiri seperti konsep tondi. Tondi masyarakat Batak tidak boleh disempitkan sebagai aura – lilitan tenaga yang sentiasa ada dikeliling manusia. Malah tondi juga tidak boleh dirumuskan sebagai roh yang terdapat dalam jasad manusia. Tondi adalah adunan beberapa fahaman daripada beberapa tradisi yang kemudiannya membentuk tradisi kosmologi Batak yang unik.

Monday, December 17, 2012

KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN HIDUP



Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. 

Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.

a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan. 

b. Faktor buatan (tangan jahil manusia)
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran. 

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

a. Penanaman kembali hutan yang gundul
b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan

Sunday, December 16, 2012

Saturday, December 15, 2012

KENALI GANGGUAN HANDLING PADA MOBIL


Gangguan pada handling mobil akan meliputi dua bagian penting dan utama. Yang pertama pada sistem kemudi dan yang kedua tentu pada bagian kaki-kaki yang terhubung langsung dengan kemudi. Untuk itu pentingnya sejak dini mengetahui dan mengerti berbagai tanda dan gejalanya.

  • Gejala gangguan pada sistem kemudi biasanya disebabkan oleh beberapa sebab berikut:
    1. Kemudi terasa berat akibat kendornya tali kipas dan juga mungkin berkurangnya oli power steering.
    2. Getaran kuat pada kemudi akibat lemahnya sistem suspensi depan. Getaran ini juga bisa disebabkan oleh longgarnya batang penyambung (long tie road) pada sistem kemudi.
    3. Penggunaan ban berjenis radial yang memiliki tapak ban terlalu lebar. Kemudian bisa juga karena tekanan angin yang berbeda pada tiap ban. Sebab hal ini akan mengganggu kinerja kemudi mobil.
    4. Penyetelan sektor shaft yang tidak tepat atau penyetel rack pada model rack and opinion terlalu kendur. Hai ini bisa membuat gerak bebas lingkar kemudi yang berlebihan.
  • Kemudian untuk sektor kaki-kaki ini jika mengalami gangguan tetap harus dilakukan spooring balancing. Cara termudah untuk mengetahui kapan waktunya mobil melakukan spooring dan balancing dengan mengetahui gejala berikut:
    1. Apakah terjadi getaran pada kemudi saat melaju kecepatan sedang dan kecepatan tinggi. Hal ini bisa terjadi juga karena roda depan memiliki tingkat keausan tidak sama atau tidak seimbang. 
    2. Pada saat mobil Anda melaju lurus ke depan, lepas tangan dari lingkar kemudi. Kemudian rasakan apakah mobil mulai berpindah jalur (kanan maupun kiri). Jika hal tersebut terjadi itu merupakan tanda adanya masalah spooring.
    3. Cobalah periksa keausan ban mobil Anda, apakah terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil. Pemeriksaan meliputi melihat batikan ban di bagian sisi, tapak dan body ban. Apabila terjadi terjadi benjolan pada body ban, berarti ada kemungkinan sistem suspensi yang bermasalah.
    4. Kondisi setir yang yang tak nyaman bahkan lebih berat dari biasanya. Atau bisa dirasakan saat pengendalian kemudi dibelokkan tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan.
    5. Pada saat mobil membelokkan, apakah Anda merasa adanya goncangan padahal kondisi jalan yang bagus.
    6. Apabila mobil yang Anda kendarai berjalan miring, ini tandanya mobil sudah cukup parah dengan keseimbangan.

Thursday, December 13, 2012

ALAT MUSIK TRADISIONAL - SUMATERA UTARA


Nama-nama Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

Berikut ini adalah tujuh nama-nama alat musik tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.
1.  Panggora
2.  Gordang
3.  Doli-doli
4.  Druri Dana
5.  Faritia
6.  Gonrang
7.  Hapetan
Mungkin ketujuh alat musik tradisional Sumatera Utara tersebut yang masih populer sampai saat sekarang. Sebenarnya masih ada lagi yang lain, namun di dalam artikel ini saya akan menginformasikan tentang tujuh jenis alat musik itu saja.

Penjelasan tentang Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

Umumnya alat musik tradisional yang ada di Provinsi Sumatera utara masih dilestarikan dan digunakan dalam berbagai perayaan adat di sana. Akan tetapi biasanya perayaan adat masih terasa kental di bagian pedesaan dibanding perkotaannya. Berikit iniadalah penjelasan dari masing-masing alat musik tradisional di atas.
1. Panggora
Panggora adalah alat musik sejenis gong namun dengan suara bunyi “pok”. Bunyinya seperti itu karena gong jenis ini dimainkan oleh satu orang dengan pukulan menggunakan stik dan bagian pinggiran gong diredam dengan pegangan tangan. Panggora ini adalah gong yang paling besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan ketebalan kira-kira 6 cm.
2. Gordang
Berbeda dengan Panggora, jika Panggora bentuknya seperti gong, sedangkan Gordang ini bentuknya seperti gendang jawa yang dimainkan pada acara-acara musik gamelan. Gordang ini terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.
3. Doli-doli
Doli-doli adalah alat musik yang terbuat dari 4 bilah kayu yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara jenis ini banyak dijumpai di daerah Nias.
4. Druni Dana
Druni dana juga berasal dari pulau Nias. Kalau Doli-doli terbuat dari kayu, Druni Dana ini terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sampai hampir menyerupai garpu tala.
5. Faritia
Faritia ini mirip sekali dengan gong, terbuat dari logam atau perunggu. Hanya saja ukurannya lebih kecil dibanding gong pada umumnya. Cara memainkannya juga sama seperti gong, yaitu dipukul dan memiliki bunyi yang khas.
6. Gonrang
Gonrang ini hampir sama dengan Gordang yaitu alat musik tradisional Sumatera Utara yang mirip dengan gendang. Banyak dijumpai di daerah Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara.
7. Hapetan
Alat musik yang satu ini khas dari daerah Tapanuli. Cara memainkannya dengan cara dipetik, hampir mirip dengan kecapi.

Tuesday, December 11, 2012

DARAH BEKU YANG MENGANCAM JIWA


Pembekuan darah merupakan proses yang penting untuk melindungi tubuh dari serangan infeksi bakteri atau kuman saat bagian tubuh terluka atau pasca operasi. Tapi bisakah proses pembekuan darah mengancam jiwa?

Dilansir dari Foxnews, Selasa (22/6/2010), mekanisme pembekuan darah sebenarnya penting bagi sistem pertahanan tubuh. Namun dalam beberapa kasus, darah bisa mengental menjadi gumpalan (thrombus) yang tersangkut di pembuluh darah, hingga menyebabkan suatu kondisi yang dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT).

Gumpalan darah ini tidak hanya bisa membatasi aliran darah, tetapi juga memungkinkan untuk melakukan 'perjalanan' ke bagian tubuh yang lebih dekat dan lebih vital, seperti jantung, paru-paru dan otak. Hal ini dapat berbahaya dan dalam kasus yang jarang terjadi, dapat pula menyebabkan kematian.

Gumpalan darah paling umum terjadi di pembuluh darah, biasanya pada bagian bawah kaki, tangan dan panggul. Yang jarang terjadi, lebih umum pada bayi anggur, gumpalan darah dapat merusak pembuluh darah ginjal.

Gejala

Gumpalan darah sebagian atau sepenuhnya dapat memblok aliran darah di pembuluh darah. Gejalannya seperti pembengkakan, kemerahan, rasa sakit secara bertahap meningkat, nyeri yang tajam, kram kaki, kulit terasa hangat pada daerah gumpalan dan perubahan warna.

Penyebab dan faktor risiko

  1. Lama tidak beraktivitas, seperti duduk di pesawat terbang atau berbaring di di tempat tidur untuk jangka waktu lama karena sakit

  2. bedah ortopedi atau jantung

  3. Trauma tubuh seperti patah kaki, tulang panggul dan kaki

  4. Obesitas (kegemukan)

  5. Serangan jantung

  6. Kanker

  7. Gangguan pembekuan darah secara genetik

  8. Kerusakan pembuluh darah dan perubahan dalam aliran darah normal


Dapatkah pembekuan dan gumpalan darah membunuh?

Kemungkinan gumpalan darah dapat mengancam nyawa, terutama bila terjadi di bawah lutut. Namun bila terjadi di atas lutut, dapat dikeluarkan dari pembuluh darah yang menyumbat ke jantung, paru-paru atau otak. Hal ini disebut embolisme, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung. Biasanya, komplikasi terburuk dari pembekuan darah adalah kerusakan jaringan.

Cara pencegahan

Cara terbaik untuk menjaga pembuluh darah adalah dengan menjaga pola makan yang sehat, gaya hidup yang aktif, berat badan tidak berlebihan, kenakan pakaian longgar dan banyak minum. Bila sering bepergian dengan pesawat terbang, seringlah ubah posisi duduk atau bangun untuk menghindari pembentukan gumpalan darah.

Sunday, December 9, 2012

Saturday, December 8, 2012

TIPS MERAWAT SPION MOBIL



Karena fungsinya yang penting, spion kendaraan harus dirawat dengan baik, apalagi di musim hujan, kondisi kaca spion akan semakin cepat buram terkena air hujan.

Berikut cara merawat spion kendaraan saat musim hujan:

Menghilangkan Lumpur
Hujan akan membuat banyak lumpur di jalan. Cipratan lumpur bisa mengenai mengenai kaca spion meski sangat jarang.
Jika spion kendaraan anda terkena lumpur, jangan dibiarkan sampai kering. Jika terlanjur mengering karena lupa tidak dibersihkan akan semakin sulit.
Untuk menghilangkan lumpur yang terlanjur mengering, lakukan cara khusus selain menggosok. Cukup dengan mencipratkan air sabun ke spion yang terkena. Didiamkan beberapa saat,  kemudian gosok perlahan bagian sampai lumpur terlepas dan bersih.

Membersihkan Karat Spion
Air hujan bisa menyebabkan karat pada motor gerak spion. Karat menjadikan spion sulit digerakkan dan diatur. 
Cara membersihkan karat adalah dengan melepas spion (elektrik mobil), lalu bersihkan rongga gerak spion dengan menggunakan kuas kecil. Jika masih sulit bisa di amplas dengan menggosoknya secara perlahan. Jika sudah dirasa bersih, pasang kembali spion. 

Menghilangkan Bercak Air 
Bercak air memang sering muncul pada kaca spion, kendaraan terkena hujan. Cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan yakni dengan campuran vinegar dan air, ukurannya perbandingan 2:1.  Sebab Vinegar merupakan zat asam yang aman untuk kaca spion.

Jangan Malas
Sering kali kita membiarkan kendaraan setelah terkena air hujan. Jangan sampai lama kita membiarkannya karena meski kendaraan cuma terkena sedikit air hujan (gerimis) jika dibiarkan bisa berakibat fatal.
Minimal kalau kendaraan terkena air gerimis, bisa gunakan kain kanebo untuk mengelap. Biasanya untuk kain ini sudah disiapkan dikendaraan.
Jika cuaca sudah kelihatan akan turun hujan segera parkir kendaraan di tempat yang aman dari percikan air hujan. 

Wednesday, December 5, 2012

BUDAYA SUKU BATAK

SEJARAH
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.

DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.

UNSUR BUDAYA

A. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.

C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

D. Organisasi Sosial
a. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen.
Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.

b. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.

E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.

F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.

G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .

NILAI BUDAYA

1. Kekerabatan
Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut Boru.
2. Hagabeon
Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak, bercucu banyak, dan yang baik-baik.
3. Hamoraan
Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek spiritual dan meterial.
4. Uhum dan ugari
Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.
5. Pengayoman
Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.
6. Marsisarian
Suatu nilai yang berarti saling mengerti, menghargai, dan saling membantu.

ASPEK PEMBANGUNAN
Aspek pembangunan dari suku Batak yaitu masuknya sistem sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik. Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat berbahaya.

Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam abad ini.